Harga Bawang Merah Terus Melambung

Rp 32 Ribu Per Kologram

CIMAHI – Dua minggu terakhir ini, harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional Kota Cimahi mengalami kenaikan hingga 100 persen dari harga normal yang sebelumnya Rp 16 ribu per kilogram. Saat ini, harga bawah merah naik menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Bawang jenis sumenep dan bawang biasapun mengalami kenaikan harga.

Harga Bawang - bandung ekspres
GATOT PUJI/Cimahi Ekspres

MAHAL: Pedagang menyusun bawang di kiosnya. Harga bawang merah terus naik dari Rp 16 ribu per kilogram menjadi Rp 32 ribu per kilogram.

”Kenaikan harga tersebut secara bertahap, mulanya Rp 20 ribu, naik lagi jadi Rp 25 ribu, sekarang udah dua minggu harganya sampai Rp 32 ribu,” ujar salah seorang pedagagan pasar Atas baru, H. Oyib, 62, kemarin (24/1).

Oyib mengaku, dirinya sudah berjualan sejak tahun 1987, kenaikan harga bawang berdampak pada omzet penjualan yang menurun. Meski tidak signifikan, tapi hal tersebut cukup berpengaruh pada pendapatannya sehari-hari. ”Pembeli yang biasa beli bawang sekilo, sekarang belinya jadi seperempat kilo,” ujar Oyib.

Dia menjelaskan, naiknya harga bawang merah tersebut diakibatkan dari kelangkaan barang di Pasar Induk Caringin. Hal itu dikarenakan faktor gagal panen dan buruknya cuaca pada saat ini, dan berimbas pada kenaikan harga. ”Kayaknya gagal panen di Brebes atau di daerah lain juga,” katanya.

Oyib menambahkan, faktor anomali cuaca yang saat ini terjadi berpengaruh pada naiknya, harga bawang. Sehingga dirinya pasrah dan memaklumi lonjakan harga tersebut.”Faktor alam kan sudah bukan urusan petani, jadi kalau gagal panen bukan salah mereka (petani),” ujarnya.

Salah seorang pembeli, Heri Irawan, 40, mengeluhkan dengan naiknya harga bawang yang cukup tinggi, namun Heri mengaku tidak masalah, karena bawang tersebut masih ada. Namun dia mengkhawatirkan, jika bawang tersebut langka atau bahkan tidak ada dipasar.

”Kalau harga bawang naik, saya bisa memaklumi, tapi yang saya khawatirkan, barangnya itu nggak ada.” Katanya.

Pendapat berbeda dikatakan oleh Reni, 28, seorang ibu rumahtangga. Dia mengaku keberatan dengan lonjakan harga tersebut. ”Harusnya pemerintah bisa melakukan antisipasi agar lonjakan harga tidak terjadi,” terangnya. Meski begitu, dia mengaku tetap membeli bawang walaupun dengan harga yang tinggi. ”Ya mau gimana lagi, bawang kan istilahnya sudah jadi bumbu utama masakan, paling ya dikurangin aja pembelinya,” pungkasnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan