Harga Ayam Ikut Latah

[tie_list type=”minus”]Solidaritas, Berencana Lakukan Aksi Mogok[/tie_list]

Bandung – Para pedagang ayam di Kota Bandung berencana untuk melakukan aksi mogok berjualan, menyusul meroketnya harga daging ayam di pasaran yang mencapai Rp 36.000 hingga Rp 40.000 per kilogram. Aksi tersebut dilakukan, untuk mendesak pihak-pihak terkait segera merespon kondisi ini supaya tidak berlarut-larut.

”Dengan harga tersebut, masyarakat dan juga para pedagang merasa sangat dirugikan.Sejak seminggu lalu harga daging ayam naik fantastis,” ungkap pedagang ayam Asef Fathur kepada Bandung Ekspres di Pasar Sederhana Bandung, kemarin (9/8).

Dia mengatakan, harga ayam terus naik dari harga Rp 34.000 hingga Rp 35.000. Kemudian, naik lagi Rp 36.000 hingga Rp 40.000. ”Makanya, kita akan melakukan aksi mogok berjualan dengan melihat kondisi seperti ini,” tambahnya.

Menurutnya, aksi yang akan dilakukan ini masih akan dibahas lebih lanjut di tingkat intern. Termasuk dengan pengurus Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jawa Barat. ”Opsi-opsi tersebut akan dibicarakan di tingkat internal nantinya,” tegas dia.

Bagi masyarakat, kondisi ini sangat memberatkan. Apalagi bagi masyarakat yang bergerak di bidang katering, rumah makan, warung nasi, dan yang lainnya.”Saat ini mereka keberatan untuk membeli daging ayam dengan harga tersebut. Ini tentunya kondisi yang tidak diharapkan,” katanya.

Terkait dengan mahalnya harga daging ayam, kata dia, salah satunya bisa disebabkan karena naiknya harga DOC (Day Old Chicks: anak ayam) yang kini dijual kepada peternak seharga Rp. 5.500 hingga 6.000 per ekor.

”Kenaikan DOC ini menjadi salah satu penyebabnya. Sebab, dengan kenaikan DOC ini, para peternak tidak mau beternak,” urainya.

Dia mengatakan, para peternak lebih memilih untuk tidak memelihara ayam dan mengosongkan kandangnya. Akibatnya, stok daging ayam di tingkat peternak menjadi kosong.

”Jadi pasokan dari para perternak tidak ada, sehingga ke pasar pun menjadi berkurang dan akibatnya harga menjadi naik,” ucap Asef.

Dia berharap, pemerintah segera melakukan antisipasi menghadapi kondisi seperti ini. Sebab jika dibiarkan, maka yang terjadi akan lebih parah lagi.

Sementara itu akibat mahalnya harga daging ayam, membuat omzet penjualan para pedagang menurun tajam. Biasanya dalam sehari, para pedagang bisa menjual daging ayam sebanyak 50 ekor.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan