Harapan Baru dari Ahoknya Nuevo Leon

POLITIK selalu ruwet di mana pun. Juga di Meksiko. Saat ini ada tiga berita paling besar di sana. Semua terkait keruwetan seputar politik. Ada yang tidak memberi harapan, ada juga yang new hope.

NEW HOPE 22 Oleh: Dahlan IskanYang new hope itu mungkin menjadi kabar gembira bagi Ahok, gubernur DKI Jakarta, dan pendukungnya. Sedangkan dua yang lain benar-benar menyedihkan: pembunuhan politik terhadap 43 mahasiswa dan tertangkapnya ketua serikat buruh karena korupsi Rp 2,5 triliun.

Rakyat percaya pembunuhan mahasiswa pertanian itu didalangi Wali Kota Iguala Jose Luis Abarca Velazquez. Tapi bukti lenyap. Hanya beberapa polisi dan preman yang jadi tersangka. Sampai minggu lalu pun demo promahasiswa masih digelar di mana-mana. Termasuk di ibu kota, Mexico City.

Di seluruh wilayah Provinsi Guerrera, bukan hanya kota kecil Iguala, di provinsi itu, memang paling tinggi praktik premanismenya. Kartel kokain pun, setelah punah di Medellin, pindah ke provinsi ini. Bahkan sudah dianggap tidak kriminal kalaupun mahasiswa untuk demo menggunakan truk yang dibajak dengan kekerasan. Polisi juga menganggap bukan pelanggaran hukum kalau pendemo merusak fasilitas umum kecil-kecilan.

Mahasiswa percaya wali kota minta polisi setempat membereskan pendemo dengan alasan membajak truk. Lalu mahasiswa yang antikorupsi itu lenyap selamanya. Kalau mahasiswa itu tidak lenyap, diyakini sulitlah istri wali kota yang sekarang berhasil mengejar ambisinya untuk menjadi wali kota berikutnya.

Begitu rawannya daerah ini sampai-sampai kota pantai terindahnya, Acapulco, mengalami kemerosotan. Zaman tahun 1970-an banyak bintang Hollywood liburan ke Acapulco. Kini tidak ada lagi. Politik lokal di kota yang hanya berpenduduk 120.000 itu pun begitu serunya. Apalagi tingkat provinsi dan pusat.

Yang tingkat pusat korbannya seorang perempuan ambisius: Elba Esther Gordillo Morales. Umurnya: 70 tahun. Dia ketua serikat buruh paling penting di Meksiko: serikat buruh pendidikan. Semua guru tergabung di sini. Anggotanya: 1,5 juta orang. Cukup menentukan untuk posisi tawar-menawar saat pemilu maupun pilpres. Apalagi dia berkuasa sekali. Dan ditakuti. Guru yang tidak mendukungnya tidak dibayarkan gajinya.

Itulah sebabnya, dalam suatu perjuangan politik, sikut-sikutan dan jegal-jegalan, Gordillo sering menang. Dia sempat menyikut telak dan berhasil menjadi Sekjen partai berkuasa. Kali ini Gordillo kena sikut: masuk penjara. Dia pernah marah kepada partainya dan mendirikan partai baru. Cucunya, Luis Castro Obregon, yang kini jadi ketua umumnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan