Fraksi PDIP Tolak Pinjaman untuk Pembangunan Pasar Atas

bandungekspres.co.id– Meskipun Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) Kota Cimahi sudah disahkan dalam rapat paripurna DPRD Kota Cimahi belum lama ini, tetapi Fraksi PDIP tidak mau ikut bertanggungjawab atas rencana pinjaman senilai Rp 150 Miliar untuk pembangunan pasar atas yang terbakar beberapa bulan lalu. PDIP khawatir rencana itu akan berdampak dikemudian hari.

pasar atas
BUBUN MUNAWAR/CIMAHI EKSPRES

RENOVASI: Suasana di Pasar Atas Kota Cimahi pasca kebekaran besar
yang terjadi beberapa bulan lalu. Sementara itu, fraksi PDIP tidak menyetujui
pinjaman modal kepada bank untuk pembangunan pasar atas, Cimahi.

”Silakan saja fraski yang lainnya menyetujui rencana pinjaman tersebut, tetapi kami tetap tidak setuju. Jika ada permasalahan dikemudian hari, fraksi kami dan Hanura tidak mau ikut bertanggungjawab,” kata Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Kota Cimahi, Purwanto, di gedung DPRD Kota Cimahi, kemarin (14/12).

Menurut Purwanto, penolakan tersebut dilakukan bukan tanpa alasan, tetapi karena apa yang diajukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) belum pernah disampaikan hasil kajian tentang pembangunan pasar atas tersebut. Namun demikian pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan kembal dengan syarat dialokasikan dari dana APBD Kota Cimahi.

”Seharusnya pihak ekskutif menjelaskan kepada dewan kajian teknis dan anggarannya, jadi kami bukan anti pembangunannya tetapi harus ada kejelasan karena nantinya yang akan menanggung beban hutang adalah rakyat Cimahi,” katanya.

Selain itu, kata Purwanto, jika menggunakan dana APBD kota, provinsi atau bantuan pemerintah pusat, tidak aka ada kewajiban untuk melakukan pengembalian kepada pihak ketiga. Jika eksekutif melakukan pinjaman secara otomatis berkewajiban untuk mengembalikan dana pinjaman disertai bunga bank yang ditentukan. Jika itu terjadi, maka akan menjadi beban rakyat Kota Cimahi.

Berkaca pada pembangunan yang telah dilakukan seperti Pasar Antri Baru, Cimahi Mall atau Pasar Atas Baru, banyak kios yang tidak terisi karena para pedagang tidak memiliki kemampuan untuk menyewa kios, Jika anggaran pembangunan Pasar Atas didanai oleh pinjaman, harga sewa kios pun belum tentu bisa dijual murah karena harus ada pengembalian hutang dan bunganya. ”Kami tidak ingin apa yang telah terjadi sebelumnya terulang kembali saat pembangunan Pasar Atas tersebut,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan