Formula E Mulai Mengancam F1

MENURUNNYA popularitas, sepinya penonton, dan minimnya dinamika kompetisi membuat Formula One (F1) dinilai mulai berada dalam krisis. Krisis tersebut diprediksi akan semakin berkembang seiring datangnya pesaing F1 yakni balap Formula E.

Formula E merupakan ajang balap mobil listrik yang baru digelar pada 2014. Tidak berbeda dari F1, Formula E juga berada di dalam pengawasan Federasi International Automobile (FIA).

Formula E diprediksi mampu menggeser posisi F1 yang mulai ditinggalkan penonton. Hal tersebut disampaikan oleh Sir Richard Branson, pemilik kelompok bisnis dan investasi Virgin Group yang menjadi penyokong dana tim Virgin Racing di ajang Formula E.

”Saya pikir dalam empat atau lima tahun ke depan, Anda akan melihat Formula E mengambil alih F1 dalam hal jumlah penonton,” ujar Branson, seperti dimuat Planet F1.

Tidak hanya dalam hal penonton, F1 juga terancam ditinggal para pesertanya. Tak sedikit tim yang mulai kecewa dan merasa terbebani oleh tingginya biaya yang harus dikeluarkan setiap musim.

Sebut saja tim Red Bull-Renault yang melalui penasihat tim, Helmut Marko, mengancam akan meninggalkan F1.

”Kami akan mengevaluasi situasi saat ini serta menelisik pendapat dan pengeluaran. Jika tidak puas, kami akan keluar dari F1. Hal tersebut bisa terjadi apabila Mr Mateschitz (penyokong dana Red Bull) sudah tak lagi bersemangat pada ajang ini,” kata Marko.

Data Formula Money mengungkap pengeluaran Red Bull pada 2014 sebesar 250 juta pounds (sekira Rp5,1 triliun), tertinggi dari tim-tim lain, bahkan dari Mercedes yang hanya menghabiskan sebesar 200 juta pounds (Rp4,1 triliun).

Renault yang merupakan pemasok mesin Red Bull, ingin keluar dari F1 lantaran ingin fokus memasok mesin bagi salah satu tim peserta Formula E.

Apa yang dilakukan Renault diprediksi dapat menjadi awal pergeseran minat dari F1 ke Formula E. Salah satu sebabnya, balap Formula E menawarkan banyak hal yang lebih menjanjikan dari F1, baik dari segi olahraga mau pun segi bisnis.

Menilik dari segi olahraga, Formula E yang baru memasuki musim kedua, menawarkan sisi kompetisi yang jauh lebih kompetitif dibanding F1. Para peserta dapat memulai upaya untuk menjadi yang terbaik dari titik yang sama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan