Dua Tahun Berseteru Akhirnya SMA Negeri 10 Islah

BATUNUNGGAL – Perseteruan kepala sekolah dengan guru Sekolah Menengah Atas Negeri 10, yang memakan waktu hampir dua tahun dan cukup menghebohkan dunia pendidikan di Kota Bandung, berakhir cukup mengharukan. Seperti kata pepatah ”tiada gading yang tak retak”, perdamaian itu melegakan semua pihak.

Berkat campur tangan Komisi D DPRD Kota Bandung bersama Dinas Pendidikan Kota Bandung, perseteruan yang menyeret orang tua siswa serta kegundahan di kalangan siswa didiknya, kemarin (22/9) siang, dipungkas dengan kata sepakat islah.

Awalnya, perundingan yang dimulai pukul 10.00 dan berakhir pukul 15.00 masih menyisakan ketegangan. Masing-masing berargumen dan merasa benar. Apalagi ketika menyangkut penggunaan uang SPP dan DSP.

Para Guru SMAN 10 yang dimotori Rudi dan Slamet Sukamto, guru mata pelajaran ekonomi, menuduh pihak sekolah melegalkan adanya unsur uang setiap pengurusan administarsi keguruan. Padahal, itu bisa ditutupi oleh anggaran yang termaktub dalam RKS.

Sementara itu, Kepala SMAN 10 Isnaeni berpendapat, tidak boleh satu rupiah pun uang SPP dan DSP digunakan untuk kepentingan lain selain demi kemajuan sekolah.

Tidak ada ujung pangkalnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana yang dalam kesehariannya terlihat sabar. Kali ini memperlihatkan kegarangannya. Dia berbicara cukup lantang dengan nada tinggi.

”Ini persoalan rumah tangga sekolah seharusnya tidak membawa unsur dinas. Bilamana tidak bisa disalesaikan secara baik-baik, urusan yang menyangkut uang akan saya bawa ke ranah penegakkan aturan,” tukas Elih.

Pada bagian lain, Elih mengaku malu atas kejadiaan tersebut. Terkesan sebagai orang tua tak mampu mengarahkan anak-anaknya. Sebelumnya, lanjut dia, disdik kota Bandung, pernah mengutus Bidang SMA/SMK dan Bidang Pengawas. Namun, kalau niatnya saling melengserkan tidak ada ujung pangkalnya.

Di tempat sama, Ketua Komisi D Achmad Nugraha, juga sempat terpancing. Niat baiknya memfasilitasi malah dituduh mengulur waktu. Tapi berkat kesigapan dan ketegasannya juga, akhirnya kedua belah pihak mau memahami kekkeliruannya. ”Segala ancaman dan surat keputusan pernah dibuat Wali Kota Bandung (Ridwan Kamil) pun gugur dengan sendirinya,” ucap Amet-sapaan akrabnya.

Saling memaafkan dan berfoto bersama menjadi akhir perseteruan keluarga besar SMAN 10. (edy/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan