Dinsos Kesulitan Tangani PMKS Bandel

Berencana Menambah Petugas di Lapangan

 SUMUR BANDUNG – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, akan memantau waktu-waktu tertentu maraknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Bandung. Hal ini dilakukan, sebab masih banyak PMKS yang kucing-kucingan dengan petugas penjangkau PMKS.

’’Memang kan begini. Saat kita datang mereka nggak ada, tapi pas kita sudah pergi mereka pada turun. Makanya kita nanti akan pantau jam berapa saja mereka melakukan aktivitasnya. Setelah tahu jamnya, baru kita sasar di jam itu,’’ terang Kepala Dinsos Kota Bandung Dodi Ridwansyah, saat dihubungi Bandung Ekspres kemarin (31/1).

Saat ini, Dinsos sendiri masih mengandalkan tim yang dibentuk pada akhir tahun lalu yang bertugas selama satu bulan saja. Dinsos sendiri berencana akan menambah petugas di lapangan saat adanya ketok palu anggaran 2015.

Tim ini akan melibatkan dari jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), aparat kewilayahan, unsur TNI dan Polri. Total personil 210 orang. ’’Masih kita tugaskan yang dahulu. Komposisi nggak ada perubahan, sebab yang kemarin menghasilkan hasil yang lumayan, 109 gepeng (gelandangan pengemis) dan 25 WTS (Wanita Tuna Susila) berhasil ditertibkan,’’ jelas dia.

Bahkan, lanjut Dodi, pihaknya juga kedepan akan memaksimalkan unsur kepolisian dalam tim tersebut. Sebab, dikhawatirkan banyak pengamen di perempatan yang meminta dengan setengah memaksa.

’’Kalau memang mengganggu ketertiban umum pengamen itu kita koordinasikan dengan polisi, kalau mengganggu ketertiban umum dan melakukan pidana kita koordinasikan dengan polisi,’’ ungkap dia.

Selain itu, pada periode Desember lalu, tim tersebut menjangkau ke 15 titik di Kota Bandung. Untuk kali ini, Dodi mengatakan, pihaknya juga sudah mengintruksikan kepada tim untuk menyasar kawasan Cicaheum dan Alun-alun Bandung. ’’Alun-alun sama Cicaheum itu sudah menjadi ikon Kota Bandung, makanya akan kita awasi secara ketat,’’ papar dia.

Namun, menurut pantauan dilapangan menunjukan, sejumlah pengamen masih marak diperempatan-perempatan Kota Bandung. Di sejumlah perempatan masih terpantau sejumlah waria, pengamen, anak jalanan dan doger monyet masih ramai diperempatan jalan.

Seorang mahasiswa dari salah satu universitas negeri di Kota Bandung Denny Firmansyah mengatakan, dirinya kerap mendapat gangguan dari para waria. Terutama di kawasan Jalan Riau, para waria kerap memalak dan akan marah jika tidak diberikan uang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan