Dikepung Banjir dan Longsor

Satu Orang Tewas Terbawa Arus

BANDUNG – Hujan deras telah menyebabkan longsor dan banjir di wilayah Bandung, kemarin (5/4). Satu orang dilaporkan meninggal dunia dan 978 jiwa harus mengungsi akibat bencana yang terjadi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjabarkan, musibah longsor terjadi di dua titik lokasi. Lokasi pertama berada di Kampung Dayeuh Luhur, Desa Pengauban RT 01/ RW 04 Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung Selatan. Longsor diperkirakan terjadi pada pukul 14.00 WIB akibat hujan deras yang terjadi. Air hujan yang tidak mampu ditampung akhirnya mengikis tanah di wilayah perbukitan itu. Tidak ada korban jiwa, meski dua rumah harus mengalami kerusakan berat akibat tertimbun tanah dan campuran kerikil akibat longsor.

Musibah sama juga terjadi di Cikarees Kulon RT 01/ Rw 06 Kelurahan Malabar, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Menurut Sutopo, longsor yang terjadi pada pukul 16.30 WIB itu disebabkan oleh gerusan sungai Cikapundung. Hal itu disebabkan oleh minimnya tanah resapan dan pepohonan di daerah hulu. Sehingga menyebabkan air hujan langsung masuk ke sungai dan debit air meninggi. Imbasnya, air langsung menggerus tanah dan tebing yang dilalui aliran sungai itu.

Dari pendataan sementara, longsor menyebabkan 1 orang tewas, 1 orang luka berat dan tiga orang luka ringan. Korban meninggal diketahui bernama Ling Solihin, 70. ’’Korban merupakan pemilik rumah yang tertimbun materi longsor,’’ ungkap Sutopo kemarin (5/4).

Kepala Dinas Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengatakan, korban meninggal karena terbawa arus. ’’Jenazahnya sudah disemayamkan,’’ kata dia (4/4).

Pada waktu bersamaan, banjir setinggi 70-120 Centimeter (Cm) juga tengah menggenangi empat kecamatan di Bandung. Empat kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Cileunyi.Keempat kecamatan tersebut memang diketahui berada di sekitar wilayah Sungai Citarum yang telah menjadi langganan banjir. Banjir selalu terjadi di wilayah tersebut bila hujan deras terjadi. Hal itu disebabkan buruknya sistem drainase yang ada di sekitar bantaran kali.

Akibatnya, sebanyak 271 kepala keluarga atau 978 jiwa harus mengungsi. Mereka diungsikan di enam titik lokasi. Diantaranya di Gelanggang Olahraga (Gor) Inkanas dan Gor Baleendah. ’’Dari daftar pengungsi, diantaranya terdapat 81 balita, 70 lansia, dan 4 ibu hamil,’’ ungkapnya.

Tinggalkan Balasan