Di Balik GO-JEK, Ada Nadiem Makarim

[tie_list type=”minus”]Atasi Kompetitor dengan Berani dan Tulus[/tie_list]

Anda yang tinggal di Jabodetabek, Surabaya, Bali, dan Bandung tentu tidak asing lagi dengan GO-JEK. Di balik sukses itu, ada sosok Nadiem Makarim, CEO sekaligus founder yang memprakarsai lahirnya GO-JEK.

GO-JEK
FADEL SENNA/AFP PHOTO

REAKSI CEPAT: Para pengemudi GO-JEK berpose belum lama ini. GO-JEK menjadi
salah satu moda transportasi dalam negeri yang kurang ditanggapi baik kompetitor.

MUNGKIN belum banyak yang mengenal nama pria lulusan Harvard Business School tersebut. Namun, kini siapa saja mengenal perusahaan jasa antar jemput ojek fenomenal miliknya.

Fenomenal? Betapa tidak, sejak di-launching Januari awal tahun ini, kini bisnis ojek miliknya mempunyai lebih dari 2 juta downloader yang mengunduh melalui platform digital. Jumlah itu juga dipastikan makin bertambah, mengingat tingginya minat masyarakat terhadap layanan antimacet tersebut.

”Asal ada loyalitas konsumen, kami akan jaya,” ujarnya saat menjadi pembicara di Ideafest 2015 di Jakarta Convention Center pada Sabtu (8/8).

Tentu, Nadiem membangun bisnisnya bukan hanya sehari semalam. Jatuh bangun telah dilaluinya. Sepak terjang pria kelahiran 4 Juli, 31 tahun lalu, itu di bidang social entrepreneurship bukanlah isapan jempol semata.

Sebelum melahirkan GO-JEK, dia pernah menjadi cofounder dan managing editor Zalora Indonesia. Namun, berbekal niat dan pengetahuannya yang cukup di bidang IT, Nadiem memutuskan untuk membuat perusahaan sendiri dengan nama GO-JEK.

”Tujuan saya bikin GO-JEK sebetulnya sederhana saja. Selain membantu ojek konvensional, saya ingin menyejahterakan seluruh provider di Indonesia. Saya ingin bisa membantu siapa pun, baik mitra bisnis maupun konsumen,” tutur dia disambut tepuk tangan oleh audiens yang hadir.

Tujuan mulia tersebut akhirnya membuahkan hasil. Kini perusahaan layanan jasa ojek miliknya itu telah memiliki lebih dari 20 ribu pengemudi ojek yang tersebar di kota-kota besar.

Dia menyebutkan, dalam mengembangkan bisnis miliknya, ada empat pilar yang harus dibangun dengan kukuh. Yakni, internal perusahaan GO-JEK, user, driver, dan merchant penyedia layanan GO-JEK. ”Jika satu di antara empat pilar itu retak, the whole thing going to break,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan