Deklarasikan Kedamaian Pendidikan Asia-Afrika

BUAHBATU – Akhir pekan kemarin, ratusan guru dan kepala sekolah se-Kota Bandung mengeluarkan resolusi melalui deklarasi untuk kedamaian pendidikan di Asia dan Afrika. Deklarasi itu penting agar dibahas dalam sidang Konferensi Asia Afrika yang berlangsung mulai 19-24 April 2015.

Jokowi-aher-pantau-KAA
Amri Rachman Dzulfikri/Bandung Ekspres

PANTAU: Presiden Joko Widodo beserta Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memantau persiapan Konferensi Asia Afrika, belum lama ini. Para guru Kota Bandung mendeklarasikan diri agar adanya kedamaian pendidikan di antar negara Asia-Afrika

Tim deklarator dipimpin Direktur Leaving Value Institut Dr Bambang Q Anees. Bersama seratus guru dan kepala sekolah di Toko Buku Eureka, Jumat (17/4) lalu, mereka mencetuskan deklarasi itu.

’’Bandung memiliki spirit yang memerdekakan negara-negara di Asia-Afrika. Sebagai spirit, dia bukan benda kenangan, tapi juga sebuah energi yang minta diteruskan,” ungkap Bambang kepada Bandung Ekspres, kemarin (19/4).

Menurutnya, dalam usianya yang ke-60, KAA bukan hanya napak tilas bahwa dulu pernah ada sekelompok orang yang melawan takut untuk merdeka. KAA adalah prestasi sejarah yang belum rampung dan harus terus disempurnakan.

Sesuai isi deklarasi, setelah merdeka masalah bangsa tidaklah selesai. Semua sadar mimpi merdeka berarti menentukan nasib sendiri dengan kepala tegak penuh harga diri. Namun saat ini, negara-negara di Asia-Afrika mengalami nasib yang hampir mirip, sumber daya manusia yang gamang menghadapi globalisasi, sumber daya alam yang semakin terkuras dan kekerasan sektarian.

Setelah merdeka, bangsa-bangsa di Asia-Afrika menghadapi masalah yang tak mudah. Yakni, menciptakan kehidupan penuh damai, cinta, dan penuh penghargaan. Para guru sadar bahwa Dasasila Bandung 1955 belum mengakomodir pentingnya pendidikan sebagai antisipasi setelah merdeka.

Tidak lupa, mereka mengingatkan seluruh guru di negara-negara Asia-Afrika akan perlunya mengisi negara yang telah merdeka dengan sistem pendidikan yang menghargai kemerdekaan.

Dalam deklarasi itu, pendidikan bukan sekadar mengisi lapangan kerja. Bukan penghambat pertumbuhan anak-anak dan bukan mengajarkan kebencian terhadap kemajemukan hidup. Tetapi dalam KAA saling bergandeng tangan tanpa memandang ras, warna kulit, dan agama.

Tinggalkan Balasan