Dapat Hibah, Pemprov Ubah RSUD Pameungpeuk Garut

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan peningkatan pelayanan kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menambah fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk, Kabupaten Garut.

Riyan Gustiyan/Bandung Ekspres PERIKSA DARAH: Plt Sekda Jabar Iwa Karniwa mencoba fasilitas yang ada di RSUD Pameungpeuk. Pemprov berencana menambah fasilitas rumah sakit daerah tersebut.
Riyan Gustiyan/Bandung Ekspres

PERIKSA DARAH: Plt Sekda Jabar Iwa Karniwa mencoba fasilitas yang ada di RSUD Pameungpeuk. Pemprov berencana menambah fasilitas rumah sakit daerah tersebut.

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa mengatakan, rencana ini segera terlaksana seiring dihibahkannya aset RSUD dari Pemerintah Kabupaten Garut kepada Pemprov Jabar.

Dirinya menilai, hibah ini dipandang perlu, sebab dalam ketentuan aturan perundang-undangan, antar instansi ada aturannya terlebih sifatnya sama-sama pemerintah. ’’Jadi prinsipnya bupati setuju dan siap menghibahkan aset beserta data dari Kabupaten Garut ke Provinsi,” jelas Iwa di Gedung Sate kemarin (2/10).

Hibah ini dimaksudkan agar dalam pengembangannya nanti akan lebih mudah. Pasalnya, berdasarkan rencana, pemerintah provinsi akan mengubah RSUD Pameungpeuk ini menjadi rumah sakit tipe B.

Iwa menuturkan, dalam anggaran pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD ini bisa mencangkup kebutuhan kesehatan masyarakat khususnya wilayah Jabar Selatan.

’’Nah kalau RSUD ditingkatkan kapasitasnya, Insya Allah akan dapat melindungi masyarakat di jalur selatan seperti Tasik selatan, Ciamis selatan, termasuk Cianjur, serta beberapa kabupaten lainnya,” klaim Iwa.

Iwa menambahkan, saat ini total aset RSUD yang tergolong tipe D ini sebesar Rp 30 miliar dengan kapasitas 40 tempat tidur. Sementara luas lahan hanya tiga hektar.

Setelah dihibahkan ke pemprov, pengembangan rumah sakit inipun bisa sampai sepuluh hektar. Karena lahan di sekitarnya masih kosong dan tergolong murah. ’’Lahannya cukup memadai untuk pengembangan di sebelah dan bagian belakang masih kosong. Jadi untuk pengembangan sepuluh hektar masih bisa di sini,” pungkas Iwa. (yan/adv)

Tinggalkan Balasan