Catur Bidik Emas Porsenitas

bandungekspres.co.id – Tidak mau kalah dengan kompatriotnya dari cabang tenis meja. Tim catur Kabupaten Cirebon juga mematok target tinggi pada perhelatan Pekan Olahraga dan Seni Perbatasan (Porsenitas) Jabar-Jateng 2015. Even itu akan digelar mulai hari ini Kabupaten Ciamis. Tim catur Kabupaten Cirebon dikomandoi Asep Komara, mematok target medali emas.

Sebelum bertolak ke Ciamis, Sabtu akhir pekan lalu, Asep mengungkapkan, pada Porsenitas 2015 hanya diperebutkan satu medali emas dari cabang catur. Sebab, pada perhelatan itu hanya dipertandingkan satu nomor yaitu beregu putra.

”Kita selalu menyumbangkan medali emas di Porsenitas. Sayangnya, tahun ini lebih sedikti medali emas yang diperebutkan. Tapi kita optimistis walaupun dalam pertandingan beregu hasilnya sulit diprediksi,” tutur Asep Komara kepada Radar Cirebon (grup Bandung Ekspres).

Sama halnya dengan tenis meja. Tim catur Kabupaten Cirebon pun diperkuat para pemain lama. Tim ini diperkuat lima pecatur andalan. Mereka adalah, Bagja Budiman, Didi Isbandi, Dadang Sunandar, Usman Narastubin dan Eka Wahidin. Tim ini pula yang berhasil meraih medali emas nomor beregu putra pada kejuaraan antarPGRI tingkat Jawa Barat yang digelar di Kota Bandung, 5 September lalu.

”Dengan diperkuat kelima pemain kita sudah meraih gelar juara dari banyak even. Sudah barang tentu di Porsenitas kita sering menyumbangkan medali emas. Di level yang lebih tinggi, kita juga mendapatkan gelar juara di Porpemda Jabar,” beber Asep.

Sementara itu, salah satu pecatur bergelar master nasional (MN) milik Kabupaten Cirebon, Bagja Budiman mengatakan, dalam nomor beregu hasil akhir pertandingan sulit diprediksi. Sebab, pertandingan pada meja satu, dua dan tiga akan saling mempengaruhi.

Bagja menjelaskan, dalam nomor beregu enam pecatur dari dua regu akan saling berhadapan. Masing-masing regu diwakili tiga pecatur. Dalam menentukan pecatur yang akan diturunkan, peran manajer atau pelatih akan sangat berpengaruh. Salah satu hal yang menentukan hasil akhir pertandingan, menurut Bagja, adalah strategi pelatih.

”Dengan sistem itu, minimal kita harus meraih dua poin dari dua meja untuk memenangkan pertandingan. Artinya, minimal dua dari tiga pecatur harus berhasil mengalahkan lawannya,” terangnya. (ttr/fik)

Tinggalkan Balasan