Bulog Perlu Awasi Distribusi

[tie_list type=”minus”]Banyak Terjadi Penyusutan Timbangan[/tie_list]

LEMBANG – Bulog perlu meningkatkan pengawasan pendistribusian beras miskin (raskin) kepada Rumah Tangga Serapan (RTS). Hal itu untuk mencegah penyusutan timbangan raskin yang didistribusikan.

”Sebenarnya itu masalah itu teknis. Tapi pemerintah Bandung Barat akan melakulukan koordinasi dengan Bulog terkait hal tersebut,” ucapnya sekretaris Daerah Bandung Barat Maman S. Sunjaya Bandung Ekspres, kemarin (11/9).

Maman menjelaskan, pengawasan penyaluran raskin perlu dilakukan mulai dari kepala desa, camat, ketahanan pangan dan pemerintah. Sehingga akan terdeteksi di mana pengurangan beras tersebut. Ada kemungkinan pengurangan terjadi saat perjalanan atau pada Bulog langsung.

Pendistribusian raskin, diakuinya dilakukan dari hulu ke hilir. Untuk mendeteksi pengurangan tresebut, kata dia, perlu ada penyidikan lebih lanjut. Makanya, dia pun akan berupaya kasus membawa pengurangan raskin pada rapat koordinasi (rakor) ketahanan pangan dengan Bulog.

”Pengurangan berat raskin dalam satu karungnya bisa dianggap sebagai tindakan korupsi dan mendzolimi rakyat,” katanya.

Untuk mengecek raskin-raskin yang ada dalam karung, menurutnya biasa dilakukan dengan corong tajam dengan menusuk setiap karung. Pengecekan beras tersebut, bisa mengurangi berat beras dalam karung. Bahkan, bisa berkurang cukup banyak atas bantuan tersebut.

Diakui olehnya, pengecekan tersebut sudah dilakukan cukup lama. Serta sudah dianggap sebagai budaya. Bahkan, di masyarakat sangat sulit dihilangkan.

Akan tetapi, dari data 2015, IPM di Bandung Barat meningkat. Hal tersebut dapat diartikan masyarakat di Bandung Barat sudah mulai sejahtera. ”Semoga saja tahun depan penerima raskin bisa semakin berkurang di Bandung Barat,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Bandung Barat Ade Sudiana, menuturkan jumlah raskin tahun 2014 Bandung Barat sama dengan 2015. Setiap bulannya, Bandung Barat menerima raskin 1.303.602 kilogram untuk 86.908 Kepala Keluarga (kk). ”Kalau total tahun 2015, sekitar 16.643.440 kilogram untuk 12 bulan,” urainya. (mg5/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan