Buku Bermasalah Prioritas Kemendikbud

JAKARTA – Menanggapi kontroversi dan pertanyaan publik tentang materi pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI, Mendikbud Anies Baswedan mengaku memang menemukan materi-materi bermasalah pada buku tersebut. Namun juga ditemukan hal-hal janggal dalam buku-buku Kurikulum 2013 yang lain.

Pada November lalu, jelas Anies, Kurikulum 2013 dan perangkatnya adalah barang setengah matang yang dipaksakan. ’’Atas alasan itulah kami menunda implementasinya agar dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh. Baik terhadap dokumen kurikulum, buku maupun proses pendampingan dan kesiapan sekolah dan guru,’’ ujarnya di kantor Kemendikbud belum lama ini.

Anies mengatakan, bukan hanya satu-d

BUKU AGAMA - bandung ekspres
ISTIMEWA

PERLU BIMBINGAN: Siswi madrasah aliyah menggunakan buku paket untuk memahami pelajaran. Namun, buku paket terbaru seringkali ditemukan janggal karena beberapa isinya menyimpang.

ua masalah saja yang ditemukan dalam buku pelajaran. Untuk pelajaran agama, banyak masyarakat yang cepat mengetahui.

Misalnya, dalam buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas XI, cetakan ke-1 tahun 2014. Buku yang kontributor naskah Sumaryoto dan Soni Nopembri serta penyelia Hermawan Pamot Raharjo dan Dian Budiana, bab “Memahami Dampak Seks Bebas” ditemukan materi tentang “Gaya Pacaran Sehat”. Dilengkapi dengan tips dan panduan pacaran yang aman beserta ilustrasi sepasang remaja dengan atribut pakaian khas muslim. Ilustrasi serupa ditemukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X.

Anies menjelaskan, berbagai kesalahan ini menjadi bukti betapa Kurikulum 2013 disiapkan secara instan dan tergesa-gesa. Penulis, penyelia dan penelaah diberi waktu terlalu sempit untuk memastikan buku-buku yang sampai ke anak-anak adalah buku yang bermutu. Menurut Anies, sesungguhnya berbagai risiko ketergesa-gesaan ini sudah diantisipasi oleh penyusun, di awal setiap buku Kurikulum 2013 diletakkan disklaimer yang tidak umum ditemukan dalam buku pelajaran sebelumnya.

Disklaimer itu berbunyi antara lain, “Buku ini merupakan ‘dokumen hidup’ yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perkembangan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.”

Anies melanjutkan, memang ada kesalahan-kesalahan manusiawi yang dapat dimaklumi. Tapi ada juga keteledoran dan kelalaian yang sebenarnya dapat dihindari. Jangan sampai buku yang diterima anak-anak penuh dengan hasil kelalaian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan