Boleh Narsis, Yang Penting Ikut Bantu

[tie_list type=”minus”]Indorelawan, Lembaga ’’Makcomblang’’ Para Relawan[/tie_list]

Di-launching Februari tahun lalu, Indorelawan sudah menyalurkan ratusan relawan untuk ratusan kegiatan. Permintaan bantuan beragam, mulai fotografer, business coach, motivator, sampai penulis.

Mochamad Salsabyl Ad’n, Jakarta

[divider style=”dotted” top=”20″ bottom=”20″]

Indorelawan
Mochamad Salsabyl Ad’n/Jawa Pos

DEMI KEBAIKAN: Direktur Indorelawan Marsya Angia Nashahta (kiri bawah), Volunteer Activation Manager Maritta Rastuti (tengah bawah), dan pendiri Indorelawan Widharmika Agung (kanan bawah).

SABTU sore (3/10) suasana Perumahan Kompleks Buncit Indah, Jakarta, terasa lengang. Di antara rumah-rumah yang kebanyakan pintunya tertutup, tampak satu yang beda.

Gerbang rumah yang terletak di persimpangan ujung jalan itu terbuka. Sederet sepeda motor terjejer di halaman depan, menandakan kesibukan di dalamnya.

Rumah tersebut memang bukan rumah tinggal biasa. Bangunan itu saat ini digunakan beberapa LSM (lembaga swadaya masyarakat) dan perusahaan berorientasi sosial.

Mulai wadah petisi online change.org sampai lembaga crowdfunding kitabisa.com. Di antara mereka, Indorelawan menjadi satu-satunya yang berkegiatan hari itu. Beberapa anak muda rela meluangkan waktu malam Minggu untuk rapat.

’’Kebetulan, kami memang ada rapat dengan relawan inti untuk membahas beberapa cara menyebarkan website kami,’’ ujar Direktur Indorelawan Marsya Angia Nashahta saat bertemu dengan Jawa Pos (induk Bandung Ekspres).

Saat itu jumlah peserta rapat memang bisa dihitung dengan jari. Hanya enam. Namun, jangan sekali-sekali memandang sebelah mata organisasi tersebut.

Seperti pepatah, kecil-kecil cabai rawit, website yang baru di-launching pada Februari 2014 itu punya skala besar. Sebut saja, 138 organisasi menjadi mitra dan 3.400 relawan sudah terdaftar di laman resminya.

Sejak tahun lalu, mereka sudah menyebarkan 551 relawan untuk 189 aktivitas. Belum lagi, ada 45 aktivitas yang butuh relawan dalam waktu dekat. Angka-angka tersebut boleh dibilang ciamik, mengingat kegiatan yang butuh relawan 90 persen hanya di Jakarta.

Marsya menjelaskan, sejak awal pihaknya memang memilih konsep organisasi ramping dengan skala besar. Tim operasionalnya hanya tiga orang.

’’Jika digabungkan dengan relawan tetap, total anggota LSM kami hanya 28 orang. Dengan semua sumber daya, kami harus melayani 300–400 relawan yang mendaftar ke suatu aktivitas,’’ ujar Marsya.

Tinggalkan Balasan