Bidik Menkeu-Men-BUMN

[tie_list type=”minus”]Presiden Kecewa Kinerja Ekonomi Nasional Jeblok [/tie_list]

JAKARTA – Bola panas reshuffle kembali bergulir. Namun, kali ini Presiden Joko Widodo mengungkapnnya secara terang-terangan. Di hadapan para pakar ekonomi (ekonom), Presiden Jokowi mengungkapkan kekecewaannya dengan kinerja menteri di bidang ekonomi, dan tengah mencari sosok ekonom hebat untuk masuk kabinet.

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetyantono yang mengikuti pertemuan dengan presiden mengungkapkan, presiden menyadari jika kinerja menteri-menteri di bidang ekonomi kurang bisa mendongkrak optimisme pasar. ’’Menurut Pak Jokowi, kabinet ini pintar-pintar, tapi ada kesenjangan, cuma kita tidak punya ekonom bintang yang ditemukan pasar,’’ ujarnya setelah pertemuan di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (29/6).

Selain Tony, beberapa ekonom yang tampak hadir dalam pertemuan lebih dari satu jam kemarin adalah Lin Che Wei, Raden Pardede, dan Destry Damayanti yang kini menjadi ketua panitia seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tony menyebut, bahkan presiden sudah ngebet untuk melakukan reshuffle karena ingin segera mendorong optimisme pasar. Tujuannya, agar roda perekonomian bisa bergerak lebih cepat. ’’Beliau (presiden) bilang, kalau hari ini ketemu orangnya (ekonom hebat, Red) akan saya lantik,’’ katanya.

Menurut Tony, selain faktor eksternal seperti gejolak finansial di Eropa maupun faktor internal seperi lemahnya harga komoditas, pelemahan ekonomi saat ini juga diperparah oleh lemahnya kepercayaan pasar maupun tidak terpenuhinya ekspektasi pasar terhadap kinerja tim ekonomi dalam kabinet. ’’Saya surprise (terkejut) presiden menyadari itu,’’ ucapnya.

Lalu, siapa menteri yang dinilai tidak berkinerja baik? Ekonom Lin Che Wei mengatakan, presiden sudah terang-terangan menyebut nama menteri yang bakal menjadi target reshuffle itu. ’’Presiden menyebut kecewa dengan menteri tertentu, tapi tidak etis kalau saya sebutin,’’ ujarnya.

Namun, Che Wei menyebut salah satu petunjuk bahwa kekecewaan presiden terkait dengan kasus lamanya waktu bongkar muat kontainer atau dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok. ‘’Sampai beliau cek ke lapangan dan hasilnya kecewa sekali,’’ katanya.

Sebagaimana diketahui, saat mengunjungi Tanjung Priok beberapa waktu lalu, Jokowi sempat marah karena target dwelling time 4,7 hari tak kunjung tercapai. Kemarahannya meledak saat petugas di pelabuhan tidak bisa menjelaskan pihak mana yang membuat dwelling time lama. Saat itu, juga Jokowi menyatakan akan mencopot menteri yang bertanggung jawab.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan