Bawa Gerobak Nasi Goreng, Buru Bumbu sampai ke Jayapura

[tie_list type=”minus”]Delegasi Kuliner Indonesia Siap Tempur di Frankfurt Book Fair 2015[/tie_list]

Di Frankfurt, delegasi Indonesia tak cuma menyajikan makanan. Tapi, juga demo masak, display rempah, sampai menampilkan buku kuliner. Kendala bumbu dan sertifikasi bahan membuat rendang batal ditampilkan.

NORA SAMPURNA, Jakarta

[divider style=”dotted” top=”20″ bottom=”20″]

PENGALAMAN manis Agustus lalu membuat chef Ragil Wibowo berangkat ke Frankfurt kemarin (10/10) dengan kepercayaan diri tinggi. Dia yakin ”dagangannya” bakal kembali laris.

”Waktu itu, dalam tiga hari, kami bisa menjual 1.500 porsi nasi goreng dan 6 ribu sate,” kata Ragil.

Ragil menjadi bagian dari delegasi kuliner Indonesia di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 yang akan berlangsung 14 -18 Oktober. Sebagai tamu kehormatan di pameran buku paling prestisius di dunia tersebut, Indonesia memang tak hanya menampilkan kekayaan pustaka. Tapi, juga kekayaan sajian masakan khas tanah air.

Delegasi yang dikirim berjumlah total 40 orang. Selain Ragil, mayoritas nama-nama lain adalah para chef dan tokoh kuliner kenamaan lain. Di antaranya, William Wongso, Bondan Winarno, Bara Pattiradjawane, dan Sisca Soewitomo.

”Ini merupakan delegasi kuliner terbesar yang pernah dikirim Indonesia,” ujar William Wongso, begawan kuliner yang telah berkeliling lebih dari 20 negara dalam 30 tahun, dalam jumpa pers di Jakarta Senin lalu (5/10).

Ragil menjadi komandan tim gerobak. Ya, nasi goreng dan sate (ayam dan daging sapi) yang dibawa ke Frankfurt memang akan disajikan dengan menggunakan gerobak seperti jamak ditemui di Indonesia.

Agustus lalu itu, dalam ajang Museumsuferfest, sebuah festival yang dihelat di tepian Sungai Main, Frankfurt, adalah ”test drive-nya”. Ternyata sukses besar.

Penyajian dengan menggunakan gerobak menyedot perhatian. Tiap hari, selama tiga hari ketika itu, ”lapak” baru mulai dibuka pukul 15.00, tapi empat jam berselang stok nasi goreng dan sate sudah habis. ”Kami sudah siap menghadapi tingginya animo serupa di FBF nanti,” ujar Ragil.

Kestity Pringgoharjono, ketua komite kuliner, anak, dan pelajar dari Komite Nasional Indonesia untuk FBF 2015, menuturkan bahwa persiapan tim dimulai sejak setahun lalu. Ada tim kecil yang berangkat, terdiri atas Kesti, William, Sandra Djohan, Petty Elliot, dan Budi Lee. Sebagian merogoh kocek sendiri untuk melihat market di sana dan merumuskan strategi optimal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan