Barca Kembali Kena Sanksi

BARCELONA kembali terkena sanksi denda karena ulah suporter mereka. Kali ini, suporter klub asal Katalonia itu diklaim Komisi Anti-kekerasan Spanyol menghina lagu kebangsaan ‘The Marcha Seperti dikutip dari Sport.es, Barcelona dijatuhi hukuman sanksi 66 ribu euro untuk dua pelanggaran berbeda. Pertama, denda 60 ribu euro diberikan atas tindakan suporter Barcelona yang mengancam keselamatan di dalam stadion, termasuk menyalakan suar.

Sementara denda 6 ribu euro didapat Barcelona karena tindakan suporter yang dianggap melakukan protes politik, di antaranya bersiul ketika lagu kebangsaan Spanyol ‘The Marcha Real’ berkumandang jelang pertandingan melawan Athletic Bilbao.

Ini adalah denda kedua yang didapat Barcelona dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya, klub yang bermarkas di Camp Nou itu dijatuhi denda 30 ribu euro oleh Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA).

UEFA menghukum Barcelona karena tindakan suporter yang mengibarkan bendera Estalada, yang merupakan lambang kemerdekaan Katalonia, pada final Liga Champions melawan Juventus, 6 Juni lalu.

Komisi Anti-kekerasan Spanyol juga menjatuhi sanksi denda 18 ribu euro kepada Bilbao karena ulah suporter pada final Piala Raja 2015 yang berakhir 3-1 untuk kemenangan Barcelona.
Asosiasi Sepakbola Spanyol (RFEF) juga dijatuhi hukuman denda. Sebagai penyelenggaran mereka dianggap bersalah dan diwajibkan membayar 123.000 euro.

Sanksi denda juga didapat organisasi politik Catalunya Accio. Organisasi yang mengkampanyekan kemerdekaan Katalonia itu mendapat sanksi 100 ribu euro karena dianggap menjadi inisiator siulan yang dilakukan suporter Barcelona saat ‘The Marcha Real’ berkumandang.

Barcelona bukan satu-satunya pihak yang dijatuhi sanksi karena Athletic Bilbao juga dapat hukuman akibat suporternya melakukan tindakan yang sama. Tapi Bilbao dapat hukuman lebih ringan dengan denda sebesar 18.000 euro.

Khusus untuk Barcelona, ini adalah hukuman denda kedua yang mereka dapat dalam lebih kurang sepekan terakhir. Sebelumnya mereka disanksi UEFA akibat suporternya dianggap menyanyikan dan membawa atribut politik saat dihelat final Liga Champions. (bbs/mio)

Tinggalkan Balasan