Awas, Indonesia Jadi Target Teror ISIS

bandungekspres.co.id– Indonesia sudah selayaknya semakin waspada terhadap kelompok Islamic State of Iraq and Syria alias ISIS. Sebab, kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu sedang mempersiapkan diri untuk melakukan serangan di luar wilayah Irak dan Suriah.

Setelah Paris, target serangan ISIS selanjutnya adalah Italia, Indonesia, dan Lebanon. Itulah bocoran dari para hacker sekaligus aktivis alias hacktivis yang terhimpun dalam gerakan Anonymous.

Sebelumnya, Anonymous membocorkan bahwa serangan pada Jumat (13/11) malam di Paris, Prancis, akan dilakukan bersamaan dengan serangan di Indonesia, Italia, Lebanon, dan Amerika Serikat. Namun, ternyata serangan hanya terjadi di Paris dengan jumlah korban mencapai sekitar 130 orang.

Seperti dirilis International Business Times, Sabtu (21/11), ada beberapa kawasan atau kelompok yang ditargetkan ISIS. Antara lain, Feast of Christ the King celebrations (Roma), Al Jihad, One Day One Juz (Indonesia), Five Finger Death Punch (Milan), serta University Pastoral Day (Holy Spirit University of Kaslik, Lebanon).

“Kami muncul karena tujuan kami adalah melakukan operasi penyamaran dan melaporkan semuanya kepada otoritas yang berwenang. Tujuannya, mereka mengambil tindakan. Tapi jika tidak ada tindakan yang diambil, kami yang bertindak,” kata Anonymous seperti dikutip IB Times.

Berdasarkan data tersebut, ISIS menyasar kelompok Al Jihad atau kegiatan One Day One Juz di Indonesia. Namun, Anonymous tidak menyebutkan alasan ISIS menyasarnya.

“Tujuan ISIS adalah untuk memastikan bahwa seluruh dunia, atau setidaknya orang yang ikut dalam kegiatan tersebut, tahu bahwa ada ancaman dan kemungkinan ancaman itu benar-benar nyata. Selain itu, tujuan mereka adalah agar dunia tahu kemudian ISIS membatalkannya agar ada disorientasi,” katanya.

Penangkapan warga negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan menarik mata publik karena diduga terkait jaringan ISIS. Hal tersebut pun akhirnya sudah dikonfirmasi oleh Kedutaan Besar RI (KBRI) Seoul, Korea. Sayang, konfirmasi terkait identitas lengkap masih terhambat karena nama alias yang digunakan oleh WNI.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, KBRI Seoul telah menenerima informasi bahwa seorang WNI telah ditahan oleh Kepolisian Korea Selatan untuk pemeriksaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan