Anjal dan Gepeng Makin Banyak

Dinsosnakertrans Mengaku Kewalahan Menertibkan

NGAMPRAH – Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Bandung Barat cukup kewalahan dengan adanya anak jalanan (Anjal) dan gelandangan pengemis (Gepeng) yang sering mangkal di tempat-tempat tertentu.

RAZIA ANAK PANK
RAZIA: Sejumlah anak jalanan (anjal) saat diamankan pihak kepolisian, belum lama ini.

Pasalnya, pengemis dan anjal tersebut mangkalnya berpindah-pindah, bahkan ada diantaranya mereka kembali ke profesi semula meskipun telah diberikan pembinaan.

”Mereka itu kucing-kucingan dengan kita. Hari ini diberikan pengarahan, eh besoknya kembali lagi ke tempat semula. Atau bahkan pindah tempat,” kata Kepala Bidang Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans Ilah Suyenti kepada Pasundan Ekspres (Grup Bandung Ekspres), belum lama ini.

Dia menyebutkan, berdasarkan hasil pendataan di lapangan, jumlah pengemis dan anjal di KBB hingga saat ini ada 246 orang. Mereka mangkal di titik-titik keramaian, seperti sekitar jalan perempatan tol Padalarang, depan pom bensin Padalarang, Statsiun Padalarang, Pasar Batujajar, Pasar Cihampelas, Pasar Panorama Lembang atau depan Kantor PGRI Lembang.

Menurut Ilah, sebenarnya Dinsosnaketrans telah berupaya menangani mereka dengan diberikan pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBK), bahkan telah ada yang disalurkan untuk bekerja. ”Tahun kemarin, yang kita bina dan disalurkan ada 20 orang dengan dana dari APBD KBB, selain 14 orang dibina BRSBK. Tahun sekarang rencananya, kita akan anggarkan juga,” jelasnya.

Sementara menurut Sekretaris Dinsosnakertrans KBB, dr Yani, untuk penertiban anjal dan pengemis tersebut telah diupayakan secara maksimal. Namun kemungkinan mentalitas mereka demikian sehingga sulit dikendalikannya. Kendati begitu, pihaknya berupaya memberikan pengarahan dan pembinaan terhadap mereka.

”Kita juga pernah disentil dewan gara-gara ada orang yang terganggu jiwanya, menetap di pinggir Jalan Raya Padalarang. Alhamdulillah, sudah kita tangani, sampai dibawa ke rumah sakit jiwa segala. Tapi bagi pengemis, kayaknya mereka ada yang mengendalikan juga, jadi penangananya harus perlahan dan hati-hati,” tegasnya.(jpnn/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan