Animasi Jadi Klaster Ekonomi

CIMAHI – Animasi di Cimahi menjadi salah satu bagian dari empat klaster pengembangan ekonomi lokal Kota Cimahi pada era kabinet yang lalu. Industri ini merupakan bagian dari masterplan pengembangan percepatan ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Jawa.

Hal itu disampaikan Wali Kota Cimahi Atty Suharti saat pembukaan Baros Interntional Animation Festival (BIAF) 2015, di Simply Valore, Baros Cimahi, kemarin (7/10).

Bekerjasama dengan Cimahi Creative Association(CCA), penyelenggaraan BIAF kali ini merupakan perhelatan yang ketiga, dengan tema ”One Motion For Milion Frame”.

Dalam sambutannya Atty menyampaikan, program BIAF sendiri sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. ”Terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah mendorong sekaligus mengadvokasi pemerintah daerah dalam pengembangan ekonomi lokal yang spesifik,” ujar Atty Suharti, kemarin (7/10).

Atty melanjutkan, dengan adanya Festival Animasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Jawa Barat dan Indonesia. Kegiatan BIAF 2015 ini dikuti para Animator dari berbagai negara yang setiap tahunnya semakin meningkat partisipasinya. Dengan adanya BIAF ini, diharapkan bisa terjalin komunikasi diantara para animator. ”Nantinya para animator lintas daerah maupun lintas negara berbagi satu sama lainnya, yang nantinya dapat memunculkan sinergisitas untuk peningkatan kulitas animasi. Sekaligus tercipta jejaring kerja antar daerah dan antar negara,” lanjutnya.

Untuk memperkuat klaster animasi di Kota Cimahi, telah tersusun system inovasi daerah (Sida). Selain itu, baru saja dibentuk Akademi Komunitas Negeri (AKN) dengan salah satu prodinya adalah animasi. Serta, untuk lebih menguatkan industri kreatif, Pemkot Cimahi telah menjalin kerjasama dengan BPPT untuk program pengembangan techno park, yang salah satunya adalah pengembangan teknologi animasi dan telematika.

BIAF ini menjadi strategis secara regional bahkan nasional, sehingga harus terus diperkuat dari aspek kedaerahannya, yang juga didukung dengan penguatan kebijakan nasional sekaligus menguatkan posisi Cimahi dalam program one village one products.”Yang Insya Allah masih menjadi prinsip memajukan daerah-daerah. Kemajuan daerah bukanlah hak dominasi pemerintah pusat, justru menjadi kewajiban semua komponen masyarakat seperti para pengusaha termasuk pengusaha yang sudah exist yaitu industri, akademisi baik dari kampus lokal Cimahi seperti Unjani, sekolah tinggi, akademi, dan juga kampus lainnya yang ada di Cimahi,” tutup Atty. (mgc/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan