Aktivitas Bromo Terus Naik, Bandara Malang Ditutup

bandungekspres.co.id– Rute penerbangan di Indonesia semakin rentan karena gangguan gunung berapi. Bandara Abdulrachman Saleh di Malang harus ditutup menyusul kenaikan aktivitas Gunung Bromo.

Julius Adrian Barata, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, menyampaikan, bandara yang terletak di Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu harus ditutup hingga hari ini. Penutupan ini sesuai dengan notice to airmen (Notam) nomor C3901/15. ’’Penutupannya diperpanjang. Estimasinya sampai Senin (14/12) pukul 09.30, kerena masih terdampak aktivitas gunung Bromo,” ujarnya melalui pernyataan resmi, kemarin.

Perpanjangan penutupan Bandara Abdulrachman Saleh ini sudah yang kedua kali. Pada Sabtu (12/12), berdasarkan nota nomor C3889/15 yang dikeluarkan, Kemenhub memutuskan untuk memperpanjang penutupan hingga Minggu (13/12).

Penghentian operasional bandara sebetulnya telah dilakukan sejak Jumat (11/12) pukul 09.30. Penutupan dilakukan lantaran abu vulkanik dari erupsi Bromo mengarah ke area bandara. Abu dikhawatirkan masuk ke dalam mesin pesawat dan menyebabkan kerusakan. Kondisi itu tentu sangat berbahaya pada kondisi pesawat sedang terbang.

Ada beberapa maskapai yang terbang dari dan menuju Bandara Abdulrachman ini. Yakni, Sriwijaya Air, Citilink, Batik Air, Garuda Indonesia, dan Wings Air. Seluruh maskapai telah membatalkan penerbangan mereka dan menginformasikan pada penumpang.

Aktivitas Gunung Bromo memang terus meningkat beberapa hari ini. Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMG) Edi Prasodjo menuturkan, kenaikan terlihat dari kenaikan kolom mencapai 1.500 meter dari puncak. Meski begitu, kondisi ini fluktuatis. ’’Hari ini teramati asap kelabu tebal hingga 1.500 meter atau 3.829 mdpl (meter diatas permukaan laut, red) ke barat dan barat laut,” tuturnya.

Selain itu, tekanan kuat juga terpantau dari aktivitas gunung yang terletak di dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang itu. Tremor tercatat maksimum 28 mm dengan dominan 7 mm.

Kondisi ini dinilai Edi tidak menghawatirkan dibanding dengan 2011 lalu. Menurutnya, kala itu ketinggian kolom Bromo bahkan mencapai 3.500 meter dari puncak. Abu vulkanik pun sampai menghujani wilayah Surabaya. ’’Teman-teman memprediksi tidak akan lama (erupsi). Karena energinya tidak terlalu besar dibanding 2011 lalu. Waktu itu kan sampai 8 bulan, kali ini semoga tidak selama itu,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan