AKB di Ciparay Tidak Jelas

 [tie_list type=”minus”]Peran Paraji Hanya Pendamping [/tie_list]

CIPARAY – Kecamatan Ciparay tidak memiliki data yang jelas prihal berapa jumlah angka kematian bayi (AKB). Padahal, angka AKB dinilai penting sebagai indikator baik tidaknya kesehatan ibu dan anak.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Sederhana Berdampak Luar Biasa (Selaras), di Aula Kecamatan Ciparay, kemarin (7/5).

’’Tak bisa dipungkiri memang masih terdapat kematian bayi saat lahir. Oleh sebab itu, kami berusaha mendorong supaya program ini menjadi solusi, bahkan saat ini sedang dirancang susunan Perdes-nya,’’ ucap Plh Camat Ciparay Kurtubi.

Sebelumnya, sempat beredar informasi jika ada seorang bayi yang mengalami kelaianan meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan asal Desa Babakan Ciparay. Namun, dia mengaku, tidak mengetahui detail mengenai kejadian tersebut. Sebab, tidak ada laporan resminya ke pihak aparat desa dan kecamatan.

Nah, dengan gerakan selaras ini, dia berharap, bisa mendorong masyarakat hidup sehat, terutama bagi ibu dan anak dalam kehidupan sehari-hari demi mencegah kematian bayi.

’’Semua desa mengikuti program Selaras. Karena itu, saya imbau semua kepala desa mengadakan kerjasama dengan Selaras ini,’’ pintanya.

Dia mengungkapkan, program Selaras baru berguulir setahun lalu. Artinya program yang bisa dikatakan program baru, yang berkenaan dengan penyelenggaraan kemitraan bidan/paraji serta korelasinya dengan ibu melahirkan dan bayi.

’’Semestinya, yang menangani ibu hamil hendak melahirkan bayi tugas dalam melayaninya adalah bidan. Sedangkan pekerjaan paraji atau yang suka disebut juga indung berang membantu pekerjaan bidan,’’ sebutnya.

Kurtubi menegaskan, dengan adanya program Selaras ini untuk memfungsikan peran masing-masing antara bidan, paraji, kader PKK, PSM dalam menyelamatkan kelahiran bayi dan ibu. ’’Kalau diperkampungan memang sudah hal biasa kalau ada sebagian ibu yang melahirkan itu selalu ditangani paraji. Saat ini tidak boleh dan itu harus ditangani bidan. Paraji hanya membantu pekerjaan bidan,’’ pungkas dia.

Sementara itu, Kepala Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Bandung Hj Yanti Marlina mengatakan, dengan adanya program itu diharapkan ada penurunan angka kematian bagi bayi dan ibu melahirkan. Sebab dalam hal ini pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan angka kematian melalu program KB dua anak cukup.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan