Riau Siaga Asap

BNPB Tuntut Polisi Segera Tangkap Pelaku Pembakar Hutan

JAKARTA – Persoalan kebakaran lahan dan hutan di Riau yang terus berulang membuat Pemprov Riau kembali harus kerja keras. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuntut polisi lebih serius menangani kasus pembakaran hutan oleh sejumlah pihak. Sebab, dampak bencana asap tersebut sangat besar bagi kemanusiaan.

Statistik kebakaran hutan pada 26 Februari hingga 4 April lalu menunjukkan, dampak kebakaran hutan Riau sangat luas. Sedikitnya 2.398 hektare cagar biosfer dan 21.914 hektare lahan perkebunan dan gambut terbakar. Nyaris enam juta jiwa terpapar asap, sedangkan 58 ribu di antaranya terkena ISPA. Sekolah-sekolah pun terpaksa diliburkan. “Kerugian ekonomi diperkirakan mencapai Rp 20 triliun,” terang Kepala Pusat data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.

BNPB sendiri menghabiskan dana Rp 134 miliar untuk menanggulangi dampak ulah orang-orang tidak bertanggung jawab itu. ditambah lagi pengerahan 4.931 personil gabungan plus 11 helikopter dan pesawat.

 Menurut Sutopo, banyaknya temuan di lapangan menunjukkan jika satu-satunya penyebab kebakaran hutan Riau adalah pembakaran secara sengaja oleh sejumlah oknum. Pihaknya pun menuntut polisi untuk bertindak lebih cepat menangkapi para pembakar itu dan menuntutnya ke pengadilan.

“Kapolda Riau sudah beritikad baik dengan memerintahkan jajaran polres dan polsek di Riau untuk memburu pada pelaku pembakaran,” lanjut peneliti senior BPPT itu. Sejumlah aparat kepolisian juga dikerahkan untuk membantu manggala agni memadamkan api.

Sutopo menambahkan, pihaknya akan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di Riau untuk menanggulangi bencana tersebut.para personel di lapangan diminta untuk sebisanya mencegah upaya penbakaran terutama pada lahan gambut. “Lahan gambut jika sudah terbakar susah dipadamkan,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Warga Riau hanya diberi kesempatan bernapas dengan nyaman beberapa bulan saja dalam setahun. Bulan ini, bencana asap mulai muncul lagi di provinsi tersebut. Jarak pandang di sejumlah kabupaten mulai berkurang menyusul munculnya sejumlah titik api di lahan gambut dan kawasan hutan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jika kemarin pagi (21/6) satelit mencatat ada 250 titik api yang muncul di Riau. Titik api paling banyak terkonsentrasi di Rokan Hilir, yakni 157 titik. Disusul Bengkalis (39), Dumai (16), Rokan Hulu (11), Pelalawan (9), Kampar (8), Indragiri Hilir (5), Kuansing (4), dan Siak (1). Jarak pandang di kabupaten Rengat 3 kilometer, Pelalawan dan Dumai 6 kilometer, serta Pekanbaru 8 kilometer. (byu)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan